Senin, 28 Desember 2009

Sukses Story usaha penggemukan domba

kambing_21-300x200.gifDunia peternakan di Indonesia secara umum belum tumbuh dan berkembang dengan baik. Terbukti, dengan maraknya impor sapi dari Australia dan lebih populernya daging ayam dan telur ayam broiler dibanding dengan daging dan telur ayam kampung. Hal ini disebabkan karena sektor peternakan masih dipandang sebelah mata, baik oleh pemerintah maupun swasta.

Hal ini menjadi tantangan bagi Budi Susilo Setiawan, Sarjana Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan menggeluti bidang peternakan. Berawal minat berwirausaha sejak menjadi mahasiswa, setelah lulus, Budi beserta tiga orang rekannya, alumni Fakultas Peternakan IPB, yang lain mendirikan sebuah usaha penggemukan domba dan kambing bernama MT Farm. Bertempat di daerah Ciampea Bogor, MT Farm menjadi salah satu peternakan penggemukan dan penjualan domba di wilayah Jawa Barat. Usaha yang didirikan pada bulan September 2004 ini memiliki lahan kandang sekitar 500 m2, dengan kapasitas 900 ekor. Pengelolaan usaha ini menyerap warga sekitar sebagai karyawan.

Pengolahan ternak sudah mulai dilakukan secara terpadu yaitu dengan menggunakan sistem manfaat, semua yang ada pada domba atau kambing seperti daging, kulit, tulang kepala sampai dengan kotoran dapat dimanfaatkan tanpa ada yang dibuang. Biasanya domba atau kambing yang akan digemukkan, didatangkan dari daerah lain. Pemberian vitamin untuk pemulihan kondisi ternak yang baru datang dan tidak lupa diberikan obat untuk pencegahan penyakit. Selain itu juga diberikan obat cacing untuk mencegah ternak cacingan. Domba yang akan digemukkan dimasukkan ke dalam penampungan sementara untuk istirahat, kemudian dicukur dan dimandikan. Proses selanjutnya domba dipindahkan ke dalam kandang penggemukan. Kandang terdiri dari 4 lokal kandang koloni dan 1 lokal kandang individu. Total kapasitas mencapai 900 ekor domba. Penanganan kotoran atau limbah digunakan sebagai pupuk.

MT Farm mengupayakan pakan alami (rumput) dan konsentrat. Pemasaran ternak MT farm sendiri sebagian besar adalah lembaga aqiqah dan rumah potong hewan tradisional di wilayah Jabodetabek serta melayani kebutuhan masyarakat akan hewan kurban. Permintaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun belum bisa dipenuhi secara rutin karena tidak berimbangnya bibit domba dengan domba yang siap dijual atau layak dipotong. “Minimnya stok bibit domba/ kam­bing muda membuat kami belum mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, tercatat pada bulan-bulan biasa permintaan konsumen terhadap domba dan kambing mencapai 300 ekor, sedangkan puncaknya terjadi pada musim Hari Raya Idul Adha yaitu dapat mencapai 2000 ekor,” ujar ayah 2 orang anak ini. Bahkan beberapa bulan terakhir, Timur Tengah menawarkan ke Indonesia untuk menyuplai 1000 ekor per bulan, tetapi MT Farm masih belum sanggup. Penjualan kambing domba dalam bentuk hidup de­ngan ukuran domba dan kambing bervariasi antara lain : 20 kg, 25 kg, 30 kg, 35 kg, dan yang di atas 40 kg. Sistem penjualan domba menggunakan sistem timbang per kg. Harga berkisar dari Rp. 800.000 sampai dengan Rp 2,5 juta per ekor tergantung ukuran domba. Pemesanan dapat berupa daging atau ternak yang sudah dipotong.
PROFIL

Nama : Mitra Tani Farm (MT Farm)

Pemilik : Budi Susilo Setiawan, S.Pt. dkk

Alamat : Jl. Manunggal 51 No. 39

Rt 04/05 Desa Tegal Waru,

Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor.

sumber : Bangkittani.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar