Senin, 28 Desember 2009

Upaya Pengobatan Tradisional Untuk Ternak Kambing

Adanya gangguan penyakit pada ternak dapat membuat peternak menjadi resah. Peternak sangat sadar akan dampak negatifnya yaitu kerugian dalam berternak. Untuk menghindari resiko tersebut, peternak harus berupaya menyelamatkan dan menyembuhkannya, yaitu dengan mencari obat penangkal penyakit.
Obat atau jamu yang sudah sejak lama digunakan peternak tradisional ternyata masih sangat beragam, baik dengan cara ramuan maupun tunggal. Selain untuk pengobatan, obat tradisional dapat digunakan untuk tindakan pencegahan (preventif). Obat digunakan digunakan walaupun kondisi ternak sehat, baik untuk obat luar maupun untuk obat dalam tubuh.


Hakikat pengobatan tradisional pada dasarnya berlandaskan pada pengalaman empiris yang praktik pengobatannya sudah berlangsung dalam waktu yang lama. Bahannya dapat berasal dari tumbuhan, hewan, mineral atau campuran bahan-bahan tersebut. Dalam istilah farmasi, sediaan bahan dari tersebut disebut simplisia.
Simplisia nabati dapat berasal dari seluruh bagian tanaman atau bagiannya (akar, kulit batang, daun, bunga, buah, umbi atau biji), maupun eksudat tanaman (zat nabati yang secara spontan keluar, dikeluarkan atau diekstrak dari jaringan sel tanaman).

Beberapa simplisia nabati untuk ternak : kunyit, temulawak, kencur, bawang putih, sirih, cengkeh, adas, lada, minyak tanah atau gula merah. Simplisia hewani antara lain kuning telur ayam dan madu. Simplisia mineral atau pelican yang belum atau sudah diolah secara sederhana misalnya belerang, kapur, dan garam dapur.
Berikut ini macam penyakit dan pengobatannya didapat dalam pemberdayaan peternak Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa Republika di Tanggamus Lampung.

I. MENINGKATKAN STAMINA/DAYA TAHAN TUBUH/STRESS
Meningkatkan stamina, daya tahan tubuh dan strees kambing penting untuk dijaga bahkan ditingkatkan. Ternak kambing yang habis dari perjalanan jauh, perubahan musim dan masih dalam proses adaptasi atau penyesuaian lingkungan baru kambing akan mengalami penurunan stamina, daya tahan tubuh dan stress yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan ternak kambing mudah terserang penyakit bahkan berakibat pada kematian.
Tanda klinis :
Kambing menjadi lesu dan tidak bergairah.
Nafsu makan berkurang bahkan hilang.
Kambing terlihat sering duduk-duduk.
Pencegahan :
Tempatkan kambing pada kandang/lokasi yang teduh.
Hindari kegaduhan atau kegiatan yang membuat ternak kaget.
Berikan pakan sesuai daerah asal (ramban yang sudah layu ± 3 jam).

Pengobatan jamu :
1. Larutkan gula merah ¼ kg dicampur asam jawa secukupnya. Jamu ini diberikan setelah kambing sampai di kandang atau dari perjalanan jauh (pra droping), cuaca di sekitar kandang memburuk (terik panas/hujan) dan pada saat satu bulan pertama droping/adaptasi. Jamu ini diberikan 1 satu minggu satu kali dan dua hari berturut-turut sesaat setelah droping.
2. Madu ¼ gelas dicampur dengan kuning telur itik 1 butir. Berikan jamu ini dengan cara diminumkan.

II. MENINGKATKAN NAFSU MAKAN
Dengan meningkatnya nafsu makan kambing maka produktifitasnya akan meningkat dan ternak dapat terjaga stamina, daya tahan tubuh, strees dan penyakit. Untuk itu, upaya meningkatkan nafsu makan perlu terus dilakukan. Adapun jamu berikut dapat dipilih untuk meningkatkan nafsu makan.
1. Daun talas 3 lembar dan garam dapur 3 sendok makan direbus selama 15 menit. Daun yang sudah matang dijadikan untuk tiap ekor kambing.
2. Kencur segar 1 ons, diparut dan dicampur kuning telur ayam 1 butir, Jamu ini diberikan setiap 3 hari sekali sampai kondisi makan kambing normal.
3. Daun buni, umbi lempuyang gajah dan terasi secukupnya ditumbuk hingga halus, lalu ditambah sedikit air matang. Ramuan ini diperas dan diambil sarinya dan airnya diberikan pada kambing.
4. Mentimun 2 buah diparut, lalu dicampur garam dapur, asam jawa, terasi dan air secukupnya. Ramuan ini siap diberikan pada kambing untuk sekali pemberian.
5. Daun buni 5 lembar, lengkuas sebesar ibu jari, terasi dan garam dapur secukupnya ditumbuk hingga halus lalu ditambahkan air secukupnya. Ramuan ini diperas dan airnya disaring dan diberikan pada 2 ekor kambing.
6. Pucuk daun durian 5 lembar, daun buni 5 lembar, daun dadap serep 5 lembar, terasi dan garam dapur secukupnya kemudian bahan ini dihaluskan. Tambahkan sedikit air dan airnya diperas. Air perasan ini diberikan pada 2 ekor kambing.

III. PERUT KEMBUNG
Kembung (bloat) disebabkan oleh penimbunan gas dalam perut akibat proses fermentasi berjalan cepat. Tingginya akumulasi gas menekan organ dalan tubuh sehingga menimbulkan kesakitan, pernapasan dengan mulut terbuka atau frekuensi pernapasan tinggi, serta frekuensi buang air besar dan kencing meningkat. Agar ternak terhindar dari perut kembung, hindari pemberian pakan kambing sebagai berikut :
Pakan hijauan yang masih terlalu muda, banyak mengandung air atau terlalu basah, baik terkena air hujan atau embun. Maka sebaiknya kambing diberi pakan hijauan yang sudah kering dari embun pagi.
Pakan dari bahan pakan yang mudah dan cepat difermentasi seperti kol, lobak dan wortel secara berlebihan.
Pakan biji-bijian yang tergiling halus terlalu banyak, tetapi kuarang mendapat hijauan berserat.
Pakan leguminosa (daun kacang-kacangan) terlalu banyak.
Bila keadaan memaksa, hijauan sebaiknya diberi percikan minyak kelapa.
Tanda klinis :
Kambing merasa gelisah, sakit, dan sulit bernapas.
Perut bagian kiri mengalami pembesaran yang bila ditepuk akan berbunyi seperti bedug/gendang.
Punggung membungkuk, denyut jantung melemah, selaput lender mulut kebiruan.
Ternak jatuh dan susah bangun lagi, bila dibiarkan ternak dapat mati mendadak.
Pengobatan jamu :
1. Minyak nabati (minyak kelapa, minyak kedelai, atau minyak sawit) sebanyak 100-200 ml (sekitar ½ – 1 gelas) dengan cara dicekok.
2. Kambing dicekok 200 cc “Sprite/soda”, lalu perut yang kembung sebelah kiri dibalur dengan bawang merah hanlus dan sudah dicampur dengan minyak angina. Bila angina sudah keluar melalui anus, kedua kakidepan diangkat ke atas sambil sisi perut dijepit dengan kaki kita. Mulut kambing harus selalu terbuka, dengan cara mulut kambing disumbat dengan kayu/paralon secara melintang dan usahakan kambing tetap berdiri. Dengan cara ini semua timbunan gas dalam perut akan keluar.
3. Bagian anus kambing ditusuk dengan tangkai daun papaya yang ujungnya sudah diolesi minyak goreng agar tidak melukai dinding anus. Setelah itu kedua sisi perut kambing dijepit sehingga gas akan keluar melalui tangkai daun papaya.

IV. KUDIS/KURAP/SCABIES
Kudis atau kurap disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei, Psoroptes communis var.ovis dan Chorioptes ovis. Tungau ini mudah menular ke ternak lain.
Tanda klinis :
Kulit tampak bercak-bercak merah yang membentuk bisul sehingga mengalami kekakuan, penebalan dan bersisik.
Ternak menggosok-gosokkan bulunya ke dinding kandang karena gatal, bulu rontok.
Ternak kurus, nafsu makan berkurang dan anemia/kekurangan darah.
Produksi susu menurun.
Pencegahan :
Sanitasi kandang dan penyemprotan pada kandang yang tercemar atau pernah terdapat ternak kudisan.
Ternak sakit dipisahkan dari yang sehat dan hindari kontak langsung dengan ternak sehat.
Pengobatan :
1. Ternak terlebih dahulu dimandikan dengan disikat dan dengan sabun antiseptic/deterjen.
2. Permukaan kulit yang sakit digosogkan campuran serbuk belerang, kunyit dan minyak kelapa yang dipanaskan setiap 2 hari sekali.
3. Kulit yang sakit diolesi dengan oli bekas secara teratur seminggu sekali. Pengobatan dengan oli bekas dari kendaraan yang sidah menempuh jarak 1.000 km paling efektif karena pertumbuhan bulu dan perbaikan kulit sangat baik dibandingkan dengan menggunakan belerang (Balai Penelitian Veteriner/Balitvet).
4. Jeruk purut digiling halus, ditambahkan garam dapur dan minyak kelapa. Gosokkan pada kulit yang terserang kudis.
5. Lengkuas, daun ketepeng kerbau dan garam dapur dihaluskan dan dioleskan pada bagian kulit yang terserang kudis.

V. MATA BELEKAN (pink eye)
Kambing yang terserang belekan aktivitasnya akan terganggu ini disebabkan oleh trauma akibat tertusuk ujung rambut, debu dan duri. Walaupun demikian penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, Chlamidia dan Ricketsia.
Tanda klinis :
Mata mengeluarkan air, tertutup dan berkedip-kedip.
Mata membengkak, merah, kemudian keruh dan timbul borok pada selaput bening hinga mengalami kebutaan.
Pencegahan :
Kebersihan kandang dijaga/sanitasi, pisahkan ternak yang sakit.
Pakan dipotong pendek agar tidak melukai mata.
Memandikan kambing 1 bulan 2 kali pada waktu cuaca cerah.
Pengobatan :
Mata ternak dicuci dengan air hangat. Semprotkan dengan teh dan garam yang dilarutkan dalam air hangat. Penyemprotan dilakukan oleh mulut kita. Sesudah disemprot berikan obat tetes mata atau salep mata manusia. Pengobatan ini dilakukan setiap hari hingga sembuh.

VI. DIARE ATAU MENCRET
Mencret terjadi karena adanya gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri, makanan rusak, serta lingkungan atau udara dingin.
Tanda Klinis :
Feses atau kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan atau hijau kehitaman.
Ternak tampak lesu, lemah dan pucat.
Pencegahan :
Hindari hijauan kacang-kacangan atau daun muda secara berlebihan.
Jaga sanitasi kandang.
Pengobatan jamu :
1. Kambing sakit diberi larutan garam 10 gr dan gula pasir 10 gr dan air matang 2,5 liter.
2. Ternak sakit diberi larutan oralit atau norit sebanyak 3 tablet.
3. Air kelapa muda diminumkan secukupnya.
4. Daun jambu biji 5 lembar dilumatkan bersama garam dapur dan diberikan pada kambing.
5. Ternak lebih banyak diberi hijauan daun jambu biji, daun bambu muda dan daun buni.

VII. KERACUNAN PAKAN
Tanda-tanda keracunan ialah mulut berbusa, kejang, kebiruan pada selaput lendir dan terkadang mati mendadak.
Pengobatan :
1. Minyak kelapa 1 gelas diminumkan pada 1 ekor kambing dan beri minum air kelapa sebanyak-banyaknya.
2. Air kelapa dicampur dengan asam jawa dan garam dapur secukupnya duminumkan pada ternak yang keracunan.
3. Bila ternak keracunan insektisida, kambing diberi air minum santan kelapa hangat 1 gelas.
4. Ternak jangan diberi hijauan beracun seperti, daun singkong dan daun dadap serep.

VIII. KAKI PINCANG
Biasanya kambing pincang karena terperosok/terjepit lantai kandang. Kambing yang pincang dapat diobati dengan ramuan daun sereh. Seikat daun sereh ditumbuk sampai lembut, lalu dibalutkan pada kaki. Agar tidak lepas ramuan ini diikat dengan perban atau potongan kain.

IX. CACINGAN
Cacing yang banyak menimbulkan kerugian pada kambing adalah cacing Haemonchus contortusi. Cacing ini hidup sebagai parasit di pencernaan kambing menghisap sari makanan, cairan tubuh dan darah, serta mengeluarkan racun yang mengakibatkan kambing menjadi lemah dan lesu.
Tanda klinis :
Kambing terlihat kurus, lemah, pucat, bulu berdiri dan kusam.
Kambing diare, nafsu makan berkurang, perut membesar dan produksi susu menurun.
Pengobatan jamu :
1. Buah pinang/jambe tua sebanyak 2 buah yang sudah dijemur hingga kering dan ditumbuk halus lalu diaduk dengan gula jawa dan dibentuk pellet/butiran. Pemberian ini diberikan dengan cara dicekokkan.
2. Daun tembakau 5 lembar dilumatkan, lalu dicampur air secukupnya dan disaring. Air saringannya diminumkan pada ternak yang sakit.
3. Serbuk getah papaya muda dicampur air dengan perbandingan 1 : 5 hingga terbentuk suspensi. Suspensi getah papaya ini diminumkan atau dicekokkan dengan menggunakan selang agar langsung masuk ke dalam perut. Pemberian sebanyak 1,2 gr/Kg berat badan.

Dampak Inseminasi Buatan terhadap Usaha Breeding Kambing PE

Dalam rangka melestarikan generik kambing PE Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMBY bekerjasama dengan UPTD Balai Pengembangan Mutu Bibit Pakan Ternak dan Diasnotik Kehewanan (BPBPTDK Dinas Pertanian Provinsi DIY berhasil melakukan Inseminasi Buatan (IB) untuk 32 ekor kambing PE di kelompok Tani Ternak Mandiri Nganggring Girikerto Turi Sleman Rabu (25/11) kemarin. Tim LPPM UMBY yang Hadir dalam pelaksanaan tersebut adalah Ir Setyo Utomo MP, Ir Fx Suwarta MP Dr Ir Srihartati Candra Dewi MP, Ir Nur Rasminati MP dan Ir Sonita Rosningsih MP sementara dari UPTD BPBPTKD adalah Subarsono, Sigit Sutanto dan Woro Indri Astuti.

Ir Setyo Utomo MP ketua tim mengatakan, program ini terlaksana berkat perolehan dana Hibah Kompetitif Strategi Nasional (Sinta) Puslitbangnak Cluster pembibitan Kambing yang diperoleh LPPM UMBY dari DP2M Dikti 2009. Dalam pelaksanaanya tim Sinta LPPM UMBY mengambil sperma kambing PE pejantan milik kelompok Tani Ternak Mandiri selanjutnya sperma diteliti di UPTD BPBPTDK untuk dilihat tingkat mortalitas, dan gerakan masanya, pengujian dilakukan melalui 3 metode yaitu pengenceran dengan kuning telor, Aquades dan Air Kelapa. Sebelum dilakukan IB terlebih dulu indukan diberikan Sinkronosasi hormon PGF2 Alfa selama 72 jam. Subarsono Inseminator dari UPTD BPBPTDK Dinas Pertanian DIY mengatakan bahwa, dari hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa sperma pejantan milik kelompok Tani Ternak Mandiri cukup bagus untuk dijadikan Inseminasi Buatan.

Winarto Ketua Kelompok Tani Ternak Mandiri mengatakan, ”Jumlah pejantan yang dimiliki kelompok sangat minim tidak sesuai dengan jumlah indukanya, sehingga produksinya juga lambat, semoga program IB nisasi kali ini bisa berhasil sehingga kelompok kami dapat segera memperoleh anakan dari generasi sendiri dan produksinya pun akan meningkat karena tidak lagi tergantung dan menunggu giliran pejantan kawin alami”.

Dari informasi diatas . Entah kapan , ke depan seperti halnya sapi akan ada juga IB untuk PE kualitas super ( grade A ) , didukung kondisi semakin banyak penggemar , semakin mahal , semakin banyak kolektor yang gak mau jual.

Kira2 apa impactnya jika IB ini sudah masuk di Sektor Usaha Peternakan Breeding PE ?
Kemungkinan dampaknya :

- Effisiensi biaya pengawinan , karena biaya pengawinan dengan pejantan super cenderung mahal. ( untuk biaya kawin , transport , pemeliharaan selama dititipkan kawin dll )
- Jika IB marak bisnis pengawinan pejantan super bisa beralih ke bisnis penjualan sperma kambing jantan PE super ( mungkin malah ada “Sperma PE Super delivery service” )
- Kambing PE super akan lebih mudah di cari.
- Investasi di breeding akan lebih melihat disisi Indukan yang bagus . Untuk pejantan akan nyari dari IB
- Adanya pergeseran pola penilaian , kriteria dan kualifikasi yg lebih ketat dengan banyaknya kambing PE super .

ngwainke1500.jpg

Apa impactnya terhadap trend harga kambing PE super ? Apakah harga akan turun dengan banyaknya kambing super hasil IB?

TIDAK . Justru penghargaan nilai kambing PE super akan lebih gila karena ketatnya kualifikasi ( kompetitornya tambah banyak he he ). Jika Seni dan Hoby sudah menyatu susah bisa di tawar dengan harga , Selama kontes pencarian Kambing PE super ada , komunity penggemar kambing PE semakin banyak maka harga tidak akan turun . Dan kemungkinan nantinya trend Seni pasar yg bicara . Misal 2007 - 2008 trend kepala Hitam dan postur , 2009 ini postur + trend kepala Nonong dan Bibir nyakil , nanti 2010 trend Seni apa yang akan di gemari di pasar mungkin lebih komplex ? Yang penting masih di lingkup kreteria Etawa.

Jadi jika IB marak , Peluang apa yang terlihat ?

- Ya yang punya Pejantan PE Super bisa bikin usaha IB provider kerjasama dengan tenaga ahli inseminasi ( entah dari dinas peternakan ataupun mahasiswa peternakan ) + Service Delivery
- Peternakan kambing sektor bisnis pedaging dan susu akan semakin menarik . Karena produksi anakan pun akan meningkat karena tidak lagi tergantung dan menunggu giliran pejantan kawin alami . “Banyak anak banyak rejeki ” tanpa harus beli pejantan . seperti case Kelompok Tani Ternak Mandiri diatas.

- Membuka peluang bagi lulusan Peternakan.

Ada lagi ???

Siapa yang di rugikan ? ya jelas si kambing PE nya sendiri pastinya nggak happy dengan IB, karena dengan IB si kambing tidak bisa melakukan kawin alami . yang mungkin bagi si kambing adalah hoby atau penghilang stress.

Bagaimana menurut anda ?

BR//KO Crew
sumber: mercubuana-yogya.ac.id, gambar dari : facebook Wedus Etawa Super

Sukses Story usaha penggemukan domba

kambing_21-300x200.gifDunia peternakan di Indonesia secara umum belum tumbuh dan berkembang dengan baik. Terbukti, dengan maraknya impor sapi dari Australia dan lebih populernya daging ayam dan telur ayam broiler dibanding dengan daging dan telur ayam kampung. Hal ini disebabkan karena sektor peternakan masih dipandang sebelah mata, baik oleh pemerintah maupun swasta.

Hal ini menjadi tantangan bagi Budi Susilo Setiawan, Sarjana Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan menggeluti bidang peternakan. Berawal minat berwirausaha sejak menjadi mahasiswa, setelah lulus, Budi beserta tiga orang rekannya, alumni Fakultas Peternakan IPB, yang lain mendirikan sebuah usaha penggemukan domba dan kambing bernama MT Farm. Bertempat di daerah Ciampea Bogor, MT Farm menjadi salah satu peternakan penggemukan dan penjualan domba di wilayah Jawa Barat. Usaha yang didirikan pada bulan September 2004 ini memiliki lahan kandang sekitar 500 m2, dengan kapasitas 900 ekor. Pengelolaan usaha ini menyerap warga sekitar sebagai karyawan.

Pengolahan ternak sudah mulai dilakukan secara terpadu yaitu dengan menggunakan sistem manfaat, semua yang ada pada domba atau kambing seperti daging, kulit, tulang kepala sampai dengan kotoran dapat dimanfaatkan tanpa ada yang dibuang. Biasanya domba atau kambing yang akan digemukkan, didatangkan dari daerah lain. Pemberian vitamin untuk pemulihan kondisi ternak yang baru datang dan tidak lupa diberikan obat untuk pencegahan penyakit. Selain itu juga diberikan obat cacing untuk mencegah ternak cacingan. Domba yang akan digemukkan dimasukkan ke dalam penampungan sementara untuk istirahat, kemudian dicukur dan dimandikan. Proses selanjutnya domba dipindahkan ke dalam kandang penggemukan. Kandang terdiri dari 4 lokal kandang koloni dan 1 lokal kandang individu. Total kapasitas mencapai 900 ekor domba. Penanganan kotoran atau limbah digunakan sebagai pupuk.

MT Farm mengupayakan pakan alami (rumput) dan konsentrat. Pemasaran ternak MT farm sendiri sebagian besar adalah lembaga aqiqah dan rumah potong hewan tradisional di wilayah Jabodetabek serta melayani kebutuhan masyarakat akan hewan kurban. Permintaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun belum bisa dipenuhi secara rutin karena tidak berimbangnya bibit domba dengan domba yang siap dijual atau layak dipotong. “Minimnya stok bibit domba/ kam­bing muda membuat kami belum mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, tercatat pada bulan-bulan biasa permintaan konsumen terhadap domba dan kambing mencapai 300 ekor, sedangkan puncaknya terjadi pada musim Hari Raya Idul Adha yaitu dapat mencapai 2000 ekor,” ujar ayah 2 orang anak ini. Bahkan beberapa bulan terakhir, Timur Tengah menawarkan ke Indonesia untuk menyuplai 1000 ekor per bulan, tetapi MT Farm masih belum sanggup. Penjualan kambing domba dalam bentuk hidup de­ngan ukuran domba dan kambing bervariasi antara lain : 20 kg, 25 kg, 30 kg, 35 kg, dan yang di atas 40 kg. Sistem penjualan domba menggunakan sistem timbang per kg. Harga berkisar dari Rp. 800.000 sampai dengan Rp 2,5 juta per ekor tergantung ukuran domba. Pemesanan dapat berupa daging atau ternak yang sudah dipotong.
PROFIL

Nama : Mitra Tani Farm (MT Farm)

Pemilik : Budi Susilo Setiawan, S.Pt. dkk

Alamat : Jl. Manunggal 51 No. 39

Rt 04/05 Desa Tegal Waru,

Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor.

sumber : Bangkittani.com

Domba dan Kambing Tetap Prospektif

Sebagai salah satu komoditas unggulan di bidang peternakan, domba dan kambing memiliki prospek untuk terus dikembangkan. Hal itu sejalan dengan kebutuhan masyarakat pada ternak jenis ini. Berbagai upaya pun dilakukan oleh para peternak untuk meningkatkan daya saing mereka. Sementara pemerintah terus melakukan pembinaan agar komoditas ini bisa menjadi salah satu jalan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan domba dan kambing sebagai salah satu ternak unggulan, juga ditunjang dengan komoditas ternak ini yang terdistribusi di berbagai pulau atau provinsi di seluruh wilayah Indonesia. Luasya penyebaran populasi komoditas tersebut membuktikan bahwa di berbagai wilayah di tanah air memiliki tingkat kecocokan yang baik untuk pengembangan, baik kecocokan dari segi vegetasi, topografi, klimat, atau bahkan dari sisi sosial-budaya setempat.

Bila mengacu pada Visi dan Misi Departemen Pertanian RI, komoditas domba dan kambing merupakan salah satu komoditas yang memenuhi kriteria untuk terus dikembangkan. Karena ternak ini dinilai memiliki daya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan. Dan dalam rangka mendorong untuk mewujudkan perekonomian nasional yang sehat, deptan juga memandang domba dan kambing mampu menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan, membantu menciptakan lapangan kerja, dan melestarikan serta memanfaatkan sumberdaya alam pendukung peternakan.

Selain potensial karena sudah banyak diternakkan oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah, peluang pengembangan domba dan kambing juga mengacu pada pangsa pasar yang sangat terbuka dan terus berkembang. Kebutuhan masyarakat dalam negeri terhadap domba dan kambing sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari besarnya permintaan doka untuk kebutuhan konsumsi, kebutuhan Iedul Qurban, maupun untuk Aqiqah.

Potensi pasar ini akan terus berkembang sejalan dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi yang berasal dari protein hewani.

Potensi Doki di Banten

Menyadari akan peningkatan kebutuhan akan domba dan kambing yang semakin meningkat, para peternak di berbagai kabupaten/kota se-Provinsi Banten juga tak mau ketinggalan memanfaatkannya. Para peternak yang tergabung dalam Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternaknya.

Saat meresmikan Kelompok Ternak Saga Makmur yang berlokasi di Desa Saga Kecamatan Balaraja – Kabupaten Tangerang belum lama ini, Wakil Bupati Tangerang, Rano Karno menyatakan bahwa peluang pengembangan domba dan kambing di Banten sangat besar. Dua jenis usaha yang biasanya digeluti oleh peternak domba, yaitu pembibitan atan bakalan dan penggemukan, sama-sama meiliki peluang ekonomis yang menggiurkan.

”Saya ingin para peternak terus mengembangkan kualitas dan produktifitasnya. Sehingga kita tidak perlu lagi mendatangkan domba maupun kambing dari wilayah lain untuk memenuhi kebutuhan aqiqah, kurban, maupun konsumsi sehari-hari. Para peternak di Tangerang khususnya dan Banten pada umumnya, harus dapat memasok kebutuhan domba dan kambing di provinsi lain,” kata Rano.

Rano juga mengungkapkan peluang peternak kambing untuk dapat menembus pasar mancanegara. Menurutnya, bangsa-bangsa di Timur-tengah memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk menjadi pemasok domba dan kambing di negeri mereka. Sebelumnya, pemasok utama domba dan kambing di jazirah itu adalah Malaysia.

”Kesempatan ini harus kita manfaatkan, kita harus siap menjadi pemasoknya, karena kita sedang berada di kancah perkambingan,” cetus Rano.

Di tempat terpisah, Buaiti Subki, Bidang Usaha dan Kerjasama HPDKI Kabupaten Serang berharap agar pemerintah atau instasi terkait di wilayah Kabupaten Serang juga dapat memberikan dukungan dan pembinaan secara maksimal kepada peternak doki di wilayahnya . Karena, wilayah Kabupaten Serang juga memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan peternakan domba maupun kambing.

”Tidak menutup kemungkinan daerah Serang dapat menjadi pemasok daging domba dan kambing keluar daerah,” kata Buaiti. ***

sumber : http://www.majalahteras.com/2008/09/domba-dan-kambing-tetap-prospektif/